Koperasi yang dipenuhi teknologi meningkat untuk bersaing di era digital - SEPUTAR INFO

Post Top Ad

Link Alternatif : shmvip99.org

Koperasi yang dipenuhi teknologi meningkat untuk bersaing di era digital

Koperasi yang dipenuhi teknologi meningkat untuk bersaing di era digital
Koperasi yang dipenuhi teknologi meningkat untuk bersaing di era digital
Seputar Info - Koperasi simpan pinjam, yang secara lokal dikenal sebagai simpan-pinjam, telah mendominasi pembiayaan tingkat akar rumput selama beberapa dekade di Indonesia, tetapi mereka sekarang bergulat dengan teknologi karena mereka bersaing dengan pemberi pinjaman berbasis internet. Agen Bandar66

Beberapa koperasi membuka diri terhadap teknologi baru dengan bermitra dengan pemberi pinjaman fintech. Sebagai contoh, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) di Tangerang, Banten, berkolaborasi dengan platform crowdfunding nirlaba Kiva sejak 2014 untuk menambah modal dan dengan demikian mengeluarkan lebih banyak pinjaman.

Kemitraan ini membantu lebih dari dua kali lipat rekening kas koperasi dari Rp17,6 miliar (US $ 1,23 juta) pada 2014 menjadi Rp42 miliar pada tahun berikutnya.

Sekarang memiliki lebih dari 144.000 anggota yang terdiri dari pelanggan dan pengusaha mikro sendiri.

"Masalahnya adalah bahwa sebagian besar anggota kami hanya menabung dan meminjam dalam jumlah kecil, sangat sedikit yang memberikan jumlah besar," kata wakil presiden KopsyahBMI Radius Usman kepada Jakarta Post di Jakarta.


 Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, yang membuat akses ke pembiayaan mejadi sulit di sebagian besar negara. Sekitar 95 juta orang tidak memiliki akses ke layanan keuangan, tetapi 59% di antaranya memiliki smartphone, yang merupakan tempat fintech dapat mengisi kesenjangan.

 Penetrasi internet domestik mencapai tingkat 54,7 persen pada tahun 2017 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 poin per tahun, menurut laporan McKinsey & Company 2016.

"Efek dari gangguan digital adalah bahwa setiap orang dapat melakukan pembiayaan, bahkan layanan nonkeuangan, seperti Go-Jek," kata ekonom Revrisond Baswir mengacu pada perusahaan pemandu tumpangan Go-Jek, yang memiliki program pinjaman berbasis smartphone yang disebut Modal Mapan untuk pembalapnya.


Akan tetapi, program Go-Jek sangat kecil dibandingkan dengan pemberi pinjaman fintech peer-to-peer (P2P), yang menyalurkan total pinjaman gabungan sebesar Rp15,9 triliun per Oktober tahun lalu. Beberapa nama besar di antara pemberi pinjaman adalah Modalku, Danamas, Investree dan Amartha.

Total angka pinjaman P2P sangat dekat dengan keseluruhan dana sebesar Rp17 triliun yang disalurkan oleh koperasi pada tahun 2016, menurut data Statistik Indonesia (BPS) terbaru, meskipun yang pertama adalah dekade yang lebih muda daripada yang terakhir.

Dengan meningkatnya kompetisi di tingkat mikro, para ahli merekomendasikan agar koperasi merangkul fintech untuk memastikan kelangsungan hidup mereka dalam jangka panjang.

"Jika koperasi pembiayaan tidak merangkul fintech, mereka mungkin yang pertama merasakan dampak gangguan digital," tulis dosen ilmu komputer Dimitri Mahayana, seperti dikutip oleh laporan media.

Dengan bermitra dengan fintech, koperasi juga akan mampu bersaing dengan bank, yang telah mulai mengadopsi teknologi keuangan untuk memperluas jangkauan mereka, katanya.

Semakin banyak koperasi simpan pinjam yang memang merangkul fintech. Mereka termasuk koperasi TEB Artha Mulia yang berbasis di Bali, yang bermitra dengan gateway pembayaran Sakti.pay, dan Pancur Kasih Credit Union yang berbasis di Kalimantan Barat, yang memiliki aplikasi seluler sendiri untuk layanan pembayaran.

Indonesia juga memiliki PT Sakti Kinerja Kolaborasindo, sebuah perusahaan kecil yang berspesialisasi dalam teknologi digital untuk koperasi, yang berbasis di Bandung, Jawa Barat.

Radius dari Kopsyah BMI, bagaimanapun, menegaskan bahwa koperasi seperti yang dia pimpin akan tetap kompetitif terhadap fintech selama jaringan internet Indonesia belum mencapai jangkauan penuh.

“Pemberi pinjaman Fintech masih membutuhkan kami untuk menyalurkan dana mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa koperasinya mengirim stafnya ke desa-desa terpencil di sekitar Banten untuk menjual produk-produknya.

Sementara itu, pemerintah ingin membantu "melindungi dan membimbing" koperasi di era digital dengan merevisi UU Koperasi, sehingga mereka dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto dari saat ini 4 persen.

Namun, Rully Indrawan, wakil urusan kelembagaan di Kementerian Koperasi dan UKM, mengakui bahwa sulit untuk mengatur jenis baru koperasi digital, mengatakan kementerian dan lembaga lain masih mencari formula terbaik.

"Teknologi hanya bergerak terlalu cepat," kata Rully, "Tapi yang bisa kita lakukan adalah mengeluarkan peraturan pemerintah untuk melengkapi UU Koperasi saat ini."
Agen Bandar66

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Link Alternatif : shmvip99.org
close
Agen Judi Poker Online Terpercaya