![]() |
| Mandiri memperkuat divisi perbankan komersial untuk mendorong pertumbuhan |
Direktur utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kepada wartawan saat konferensi pers di Jakarta bahwa direktorat perbankan komersial akan dipimpin oleh direktur Riduan Ahmad yang sebelumnya adalah wakil presiden senior perusahaan menengah Mandiri.
Divisi baru ini akan melayani perusahaan yang lebih besar dari perusahaan menengah, yang didefinisikan memiliki aset lebih dari Rp10 miliar (US $ 709.000) tetapi bukan entitas publik dan bukan milik negara.
Mandiri sendiri, bank terbesar kedua di Indonesia, memiliki aset senilai Rp 1,03 kuadriliun per November. "Kami berharap bahwa penunjukan direktur khusus baru akan membantu menumbuhkan sektor perbankan komersial kami," kata Kartika, menambahkan bahwa perusahaan menengah akan menjadi fokus utama tahun ini.
Dia menambahkan bahwa perpecahan akan meningkatkan efisiensi direktorat perbankan perusahaan, yang dipimpin oleh direktur Royke Tilumaar, dengan mengurangi tanggung jawab penanganan pinjaman dari 60 menjadi 42 persen dari total penyaluran pinjaman bank.
Contohnya, perbankan wholesale menangani sekitar Rp 412 triliun dari Rp 688 triliun yang dicairkan bank pada November tahun lalu.
Selain meningkatkan efisiensi, Mandiri juga berencana untuk mengumpulkan dana sedikitnya Rp 40 triliun tahun ini melalui metode pembiayaan non-konvensional seperti nota jangka menengah, pinjaman bilateral dan sertifikat deposito (NCD) yang dapat dinegosiasikan.
Direktur pembiayaan Mandiri Panji Irawan mengatakan dana yang terkumpul akan terdiri dari seperempat dalam rupiah senilai Rp 10 triliun dan tiga perempat dalam dolar AS senilai $ 2 juta. "Dolar AS juga mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi untuk mata uang asing," tambah Panji.
Mandiri, khususnya, menghindari lebih banyak pendanaan pihak ketiga karena suku bunga menjadi mahal setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan enam kali tahun lalu menjadi 6 persen tahun lalu.
Rasio rekening tabungan giro mandiri (CASA) milik Mandiri berdiri di 64,5 persen dari semua simpanan pada September tahun lalu.
"Likuiditas akan menjadi tantangan industri perbankan yang paling mendesak tahun ini," kata Kartika yang juga ketua Asosiasi Bank Indonesia (Perbarnas).
Sebagai contoh, katanya, pertumbuhan kredit industri-lebar terakhir tercatat antara 12 dan 13 persen sementara pertumbuhan dana pihak ketiga hanya 8 persen.
Dia juga menindaklanjuti rencana Mandiri untuk mengakuisisi perusahaan terkait keuangan yang dirahasiakan, mengatakan bahwa bank dapat membuat Rp35 triliun tersedia dengan mengurangi rasio kecukupan modal dari 21 menjadi 16,5 persen, untuk membeli perusahaan seperti itu.
Terakhir, ia mengatakan bank akan memperluas sektor teknologi keuangan (fintech) dengan meningkatkan penetrasi pinjaman mikro, yang didefinisikan sebagai pinjaman antara Rp2 triliun dan Rp3 juta, dan dengan meluncurkan platform pembayaran elektronik baru bekerja sama dengan negara-negara lain. perusahaan yang dimiliki. Agen Bandar66




Tidak ada komentar:
Posting Komentar