Setelah Freeport, Indonesia mengincar 20% saham perusahaan nikel |
"Kami tentu tertarik, tetapi kami belum menugaskan perusahaan [untuk mewakili pemerintah]," wakil menteri BUMN untuk pertambangan, industri strategis dan urusan media, Fajar Harry Sampurno, mengatakan di Jakarta pada hari Jumat seperti dikutip oleh Seputar Info.
Direktur mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Yunus Saefulhak, mengatakan bahwa kementerian tersebut telah menerima surat proposal divestasi INCO. Dia menambahkan bahwa INCO telah mengirimkan laporannya ke Kementerian Keuangan sambil mengirimkan penawarannya ke Kementerian BUMN.
"Aksi korporasi akan diputuskan oleh pemerintah. Divestasi tersebut telah ditawarkan kepada perusahaan holding milik negara PT Indonesia Asahan Aluminium [Inalum] dan penambang diversifikasi milik negara PT Aneka Tambang [Antam], antara lain," katanya.
Presiden direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan perusahaan itu tidak tertarik untuk mengamankan saham INCO tetapi bahwa penambang akan fokus pada bisnis hilirnya tahun ini.
Direktur Utama Inalum, Budi Sadikin, sementara itu, menyatakan minat perusahaan, dengan mengutip nilai strategis nikel.
Budi mengatakan perusahaan sedang menunggu instruksi dari menteri Ignatius Jonan dan Rini Soemarno.
Pada 2017, INCO membukukan 95,1 juta ton cadangan nikel, sehingga perusahaan menjadi salah satu produsen nikel terbesar di Indonesia. Presiden direktur Vale Indonesia Niko Kanter menolak berkomentar mengenai masalah ini. Agen Bandar66
Tidak ada komentar:
Posting Komentar