Orang Indonesia menikmati bensin yang lebih murah menjelang pemilihan - SEPUTAR INFO

Post Top Ad

Link Alternatif : shmvip99.org

Orang Indonesia menikmati bensin yang lebih murah menjelang pemilihan

Orang Indonesia menikmati bensin yang lebih murah menjelang pemilihan
Orang Indonesia menikmati bensin yang lebih murah menjelang pemilihan
Seputar Info - Perusahaan holding energi milik negara, Pertamina, menurunkan harga bensin bersubsidi dan non-subsidi hingga Rp 800 (6 sen AS) per liter pada hari Minggu, suatu langkah yang dianggap politis menjelang pemilihan presiden pada bulan April. Agen Bandar66

Meskipun proposal untuk menurunkan atau menaikkan harga bahan bakar dilakukan oleh Pertamina atau distributor bahan bakar lainnya, mereka memerlukan persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebelum mulai berlaku.

Pertamina menurunkan harga Premium bensin bersubsidi, yang dijual di bawah skema kewajiban pelayanan publik (PSO), menjadi Rp 6.450 per liter di pulau Jawa, Madura dan Bali dari harga sebelumnya Rp 6.550.

Sedangkan untuk merek non-subsidi, harga baru untuk Pertamax Turbo (RON 98) di Jabodetabek adalah Rp11.200 per liter, Pertamax (RON 92) Rp9.850 per liter, sedangkan bensin Pertalite (RON 90) tetap di harga Rp6.650 per liter .

Sementara itu, harga bahan bakar diesel non-subsidi adalah Rp 11.700 per liter untuk Dex dan Rp 10.200 per liter untuk Dexlite.

Direktur pemasaran ritel Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan penyesuaian harga dilakukan setelah penurunan harga minyak mentah global dan penguatan rupiah terhadap dolar AS.

"Kami akan terus mengevaluasi harga bahan bakar secara berkala," katanya, seraya menambahkan bahwa harga bahan bakar bisa berbeda di setiap wilayah.

Penyesuaian harga terjadi setelah penurunan harga minyak global setelah mereka naik ke atas $ 80 per barel pada awal Oktober tahun lalu.

Harga bahan bakar adalah masalah sensitif di negara ini karena fluktuasi harga bahan bakar secara signifikan dapat mempengaruhi harga komoditas lain karena terkait biaya transportasi.

Ini juga dapat menyebabkan inflasi yang tinggi, sesuatu yang Presiden Joko “Jokowi” Widodo ingin hindari ketika ia mencari pemilihan kembali pada bulan April.

Pada Oktober 2018, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengumumkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bensin Premium sebesar 7 persen setelah kenaikan harga minyak global, memicu protes di antara banyak orang Indonesia yang mengandalkan merek bensin, karena itu adalah bahan bakar termurah di negara.

Pemerintah tiba-tiba menjatuhkan kenaikan harga BBM beberapa jam kemudian, dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menyatakan dia dan Pertamina belum diberitahu tentang rencana itu, dan bahwa perusahaan tidak siap untuk mengimplementasikannya.

Kebijakan harga bahan bakar tetap merupakan indikator yang digunakan publik untuk menilai kinerja pemerintahan, menurut presiden direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan.

Faktor ini membuat petahana, termasuk Presiden Jokowi, untuk menggunakan kebijakan populis untuk meningkatkan citra mereka dan merayu pemilih menjelang pemilihan.

"Tidak ada yang salah dengan kebijakan seperti itu asalkan didasarkan pada alasan rasional dan obyektif. Membuat kebijakan seperti itu adalah salah satu keuntungan petahana," katanya kepada The Jakarta Poston Sunday.

Djayadi mengatakan, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menggunakan kebijakan semacam itu sebelum pemilihan presiden 2009. Petahana saat itu, Yudhoyono dihadapkan dengan kenaikan harga minyak global dan inflasi yang tinggi di dalam negeri.

Namun, kebijakan sosial seperti menurunkan harga bahan bakar pada 2008 dan 2009 dan skema bantuan tunai langsung (BLT) membantu Yudhoyono mengumpulkan 60,8 persen suara dan mengamankan masa jabatan kedua, kata Djayadi.

"Kebijakan itu setidaknya akan memberikan Jokowi citra positif dan mengkonsolidasikan dukungannya di antara basis dan ayunan pemilih," katanya, juga menyebutkan kebijakan populis Jokowi lainnya, seperti distribusi sertifikat tanah dan dana desa.

Fabby Tumiwa, direktur eksekutif lembaga pengawas energi lokal Institute for Essential Services Reform (IESR) berpendapat bahwa meskipun langkah itu bisa bersifat politis, itu pasti akan terjadi mengingat jatuhnya harga minyak global.

"Penurunan harga kecil dan mencerminkan tren penurunan harga minyak global dalam tiga bulan terakhir. ICP [Indonesia Crude Price], misalnya, telah mencapai sekitar US $ 50 per barel belakangan ini," katanya, menambahkan bahwa swasta distributor bensin seperti Shell juga telah menurunkan harga mereka.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto membantah klaim keputusan itu bermotivasi politik. Dia mengatakan penyesuaian harga bahan bakar adalah hasil dari penurunan harga minyak global.

Pemerintah telah memperketat kontrolnya terhadap harga bahan bakar dengan mewajibkan perusahaan distribusi bensin untuk mengikuti formula tertentu dalam menetapkan harga bensin non-subsidi. Perusahaan-perusahaan itu kemudian diminta untuk melaporkan penyesuaian harga mereka kepada kementerian, kata Djoko.

"Harga bahan bakar mungkin bervariasi setelah penurunan harga minyak global. Jadi kami pikir penting untuk menganalisis data yang kami kumpulkan dari perusahaan untuk membuat sistem evaluasi," kata Djoko saat konferensi pers di kantor kementerian di Jakarta pada hari Minggu. Agen Bandar66

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Link Alternatif : shmvip99.org
close
Agen Judi Poker Online Terpercaya